Memelihara kesehatan jiwa penting bagi umat Muslim. Kabar baiknya, Islam pun sudah mengajarkan tentang kesehatan jiwa dalam ajarannya. Perasaan marah atau sakit hati wajar terjadi, namun dalam Islam kita perlu menjaga kesehatan jiwa agar hidup lebih tentram.
Ada lima cara yang bisa diterapkan jika ingin memelihara kesehatan jiwa. Dilansir dari Dalam Islam, berikut daftarnya:
Istiqomah
Yang pertama dalam memelihara kesehatan jiwa adalah, dengan melakukan istiqomah. Ini bisa dilakukan lewat ibadah terus-menerus. Baik itu dalam kondisi bahagia ataupun di kondisi sulit. Sebagaimana lewat surat Fushilat ayat 30, Allah SWT berfirman:
Innal laziina qooluu Rabbunal laahu summas taqoomuu tatanazzalu ‘alaihimul malaaa ‘ikatu allaa takhaafuu wa laa tahzanuu wa abshiruu bil Jannnatil latii kuntum tuu’aduun.
Artinya:
“Sesungguhnya orang orang yang mengatakan : Rabb kami ialah Allah, kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan : janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu:. (QS Fushilat : 30).
Perbanyak amal kebaikan
Untuk memelihara kesehatan jiwa, perlu perbanyak amal kebaikan. Mulai dari berbuat baik dengan orang terdekat maupun orang lain. Hal ini diungkap oleh HR. Bukhari, bahwa:
“Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian dan amal yang paling dicintai Allah adalah amalan yang terus menerus meskipun sedikit”.
Kalahkan Hawa Nafsu
Dalam memelihara kesehatan jiwa, seseorang perlu memerangi atau mengalahkan hawa nafsunya terhadap dunia. Meski banyak godaan yang sulit dihindarkan, jika niat karena Allah SWT, tentu semua akan dimudahkan. Sebagaimana yang diungkap oleh HR. Thabrani, bahwa:
“Setiap amal itu pasti ada masa semangatnya. Dan setiap masa semangat itu pasti ada masa futur nya. barang siapa dalam kemalasannya masih dalam sunnah Nabi maka dia berada dalam petunjuk.”
Apapun yang terjadi, ingatlah Allah SWT
Dalam keadaan apapun, jangan lupa libatkan Allah SWT di setiap perjalanan. Jangan hanya datang saat sedang sedih saja, melainkan saat bahagia harus libatkan sang pencipta. Hal ini diungkap oleh HR. Hakim Syaikh Al-Albani, bahwa:
“Kenalilah Allah di waktu lapang, niscaya Allah akan mengenalimu ketika susah.”
Ingat kehidupan akhirat
Dunia ini hanya sementara, maka ingatlah selalu tentang akhirat, dengan membekali amal kebaikan dan juga ibadah. Sebagaimana yang diungkap lewat surat An-Nahl ayat 97 menyatakan:
Man ‘amila saaliham min zakarin aw unsaa wa huwa mu’minun falanuhyiyannahuu hayaatan taiiyibatanw wa lanajzi yannnahum ajrahum bi ahsani maa kaanuu ya’maluun.
Artinya:
“Barangsiapa mengerjakan amal saleh dalam keadaan beriman, maka Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan pahala jauh lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”